PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-4 TAHUN
Fase Pertumbuhan dan perkembangan anak usia 01 sampai dengan 04 tahun.
pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dipastikan dengan
batasan-batasan umur tertentu. Karena tiap anak berbeda satu sama lain
tergantung pada pembawaan, bakat, lingkungan dan kemauan anak.
Tetapi
secara singkat dapat diketahui tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan
anak usia 1-4 tahun
pada umumnya.
Secara singkat ada 8 tanda-tanda esensial dalam perkembangan anak ahir tahun pertama dan permulaan usia 4 tahun. Yaitu:
Pada permulaan periode ini anak sudah bisa duduk, berdiri dan berjalan
dengan bantuan. Bila sudah mencapai 4 tahun anak dapat meloncat-loncat,
memanjat, merangkak dibawah meja dan kursi, motorik praktis sudah dapat
mandiri.
Pada usia 4 tahun tangan dan mata dapat bekerja sama dalam koordinasi
yang baik, anak lebih dapat mengadakan orientasi dalam situasi-situasi
yang tidak asing. Pada usia ini tangan anak merupakan alat untuk
mengadakan eksplorasi keliling yaitu melalui manipulasi dengan
benda-benda, terutama alat-alat permainan dan benda-benda sehari-hari.
Pada usia 4 tahun anak sudah dapat berbahasa. Ia dapat menggambil
bagian secara aktif dalam percakapan dirumah; komunikasi dengan
teman-teman sebayanya memperoleh dimensi baru. Ia dapat memberi
pengaruh melalui bicaranya, ia dapat menyatakan keinginan dan
kebutuhan-kebutuhannya.
Pada akhir periode ini anak memperoleh pengertian banyak mengenai
benda-benda menurut warna dan bentuknya, membedakan antara suara keras
dan lembut, ia mengerti nama benda-benda dan menanyakan nama benda yang
belum diketahuinya.
Usia 4 tahun sedikit banyak sudah mengetahui ruang dan waktu. Ia
mengerti perbedaan antara siang dan malam. Semisal dia tahu waktu
bermain pada siang hari dan tidur pada malam hari. Megerti apa yang
disebut di sana, di sini, di atas, di bawah. Dan sudah menguasai
serangkaian tugas-tugas seperti; menyisir rambut, mengenakan baju,
mengambil barang dari almari, melipat dan lain-lain.
Pengertian akan norma-norma, seperti kata baik, buruk, tidak baik, jangan, tidak boleh.
Kebutuhan untuk aktif, untuk berbuat sesuatu makin lama ditentukan
secara kognitif, artinya: perbuatan dan tingkah lakunya tidak lagi
ditentukan secara kebetulan sesuai dengan apa yang ada; anak sudah
dapat membuat rencana, memikirkan apa yang akan dilakukannya
Anak tidak hanya menginginkan ada bersama-sama dengan orang dewasa,
melainkan ia sudah menginginkan dapat bergaul secara aktif dengan
mereka. Disamping itu ada kebutuhan untuk bergaul dengan anak-anak
sebaya. Pada akhir periode ini anak juga sudah mampu untuk bermain
bersama dengan anak-anak sebaya dan memperhatikan aturan-aturan yang
ada.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pada anak usia 1-4 tahun anak mengalami
perkembangan yang sangat cepat, baik dalam bentuk biologis maupun
psikologis. Sehingga pada awal usia tersebut orang tua harus
benar-benar memperhatikan tiap-tiap tahap perkembangan yang dilalui.
Dan memberikan pelayanan terbaik terhadap kebutuhan perkembangannya.
Karena jika satu saja tahap perkembangan anak terlewatkan maka akan
berpengaruh terhadap kondisi anak pada perkembangan selanjutnya.
Misalnya kebutuhan bermain bagi anak, orang tua harus sadar bahwa
bermain merupakan hal yang penting bagi anak. Karna dengan bermain
mereka dapat mempelajari banyak hal.
Melalui permainan dapat melatih kemampuan motorik anak untuk meguasai
berbagai kemampuan fisik ynag dibutuhkan. Mereka dapat belajar
memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam permainan itu. Mereka juga
belajar bersosialisasi dan memahami aturan social yang ada melalui
permainan bersama-sama dengan teman.
Berbagai aspek emosi terlihat
ketika bermain, seperti kegembiraan, kekecewaan, kesabaran, ketahan
dalam berkompetensi dan lain-lain. Aristoteles menempatkan anak usia
1-4 dimasukkan pada tahap pertama perkembangan anak, yaitu masa
bermain.
Sebaliknya ketika orangtua tidak menyadari hal tersebut dan membatasi
anaknya untuk bermain maka akan menghambat perkembangan anak dalam
berbagai aspek, seperti perkembangan fisik, intelektual, social dan
emosional. Karena kemampuan perkembangan anak selain factor hereditas/
genetic, lingkungan, perkembangan juga tergantung pada peluang mereka
untuk belajar dan mengaktualisasikan dirinya.
Disamping tanda-tanda di atas perkembangan kondisi kejiwaan anak juga
mengalami perkembangan bertahab dari tahun ketahun, diantaranya:
Usia 1 tahun
Seorang anak tidak memiliki rasa takut pada siapapun. Karena pada usia
tahun pertama seorang anak memerlukan cinta kasih yang lebih, selalu
taat aturan, dan selalu mengantungkan segalanya kepada orang lain. Dan
selalu menangis ketika mendapat gangguan dan merespon ketika diajak
bermain.
Usia 2 tahun
Anak mulai mencari tahu apa yang ada di sekitarnya. Memiliki rasa ingin tahu tinggi.mulai menirukan prilaku orang disekitarnya.
Pada masa peralihan 2 ke 3 adalah masa sulit. Karena pada masa ini anak
ingin mencoba kemampuannya serta mulai mengambil pelajaran dari
percobaan dan kesalahan yang terjadi. Anak mulai merusak dengan sengaja
atau tidak.
Cenderung melawan perintah orang tua. Sering membangkang
dan berkata “tidak”, dan sering marah bila diganggu. Tetapi kita tidak
boleh menghalangi emosinya dan membiarkan anak melampiaskan gejolak
emosinya. Pada tahun ke-3 anak lebih tenang dari masa sebelumnya. Anak
dapat lebih memahami dan bekerja sama.
Usia 4 tahun
Anak semakin aktif dan berusaha mencari tahu tentang segala yang ada
disekitarnya, juga tentang dirinya. Mulai bertanya tentang segala
sesuatu. Pada masa ini anak menjadi lancang berbicara, terkadang
mengejek orang lain bahkan keluarga dekat.
Menurut Nashari, anak usia 1-4 adalah masa-masa eksplorasi; dengan
eksplorasi yang dilakukan anak dapat memperoleh pengetahuan yang
bersifat indrawi (konkret) selanjutnya menyimpannya dalam pikiran. Oleh
karena itu, kesan anak terhadap benda-benda konkret biasanya sangat
kuat. Selain itu, pada masa ini anak juga sudah dapat dilatih
mendisiplinkan diri dengan mengajarkan konsekuensi alami dan logis dari
perbuatannya.
Awal dua tahun pertama merupakan periode sensorimotor, pada tahab ini
anak belajar untuk meningkatkan kemampuan pengindraan dan motoriknya
untuk melatih kemampuan berpikir kelak. Menurut Jean Peaget dalam
“Theory Of Cognitive Development” menyusun periode sensorimotorik dalam
6 subtahap sebagai berikut:
Lahir - 6 minggu
Tahab perkembangan reflek seperti menghisab obyek yang ada dimulut, dan menutup tangan ketika benda menyentuhnya.
6 minggu - 4 bulan
Tahap perkembangan kebiasaan/habit seperti mengulang-ulang tindakan
tertentu yang melibatkan anggota tubuhnya mulai dilakukan. Misalnya
menggerakkan tangan dan kaki.
4 – 9 bulan
Perkembangan kordinasi antara penglihatan dan kemampuan untuk menggengam dan meraih sesuatu
9- 12 bulan
Perkembangan logika dan kordinasi antara alat dan tujuan) periode ini
merupakan periode yang sangat penting, yang disebut “firs proper
intelegence”, baik mulai melakukan permulaan tindakan yang menunjukkan
kecerdasannya, maupun mulai menggerakkan sesuatu untuk maksud tertentu.
12-18 bulan
perkembangan pencarian alat-alat baru untuk mencapai tujuannya bayi
senang bergerak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya dan
mencoba-coba untuk melakukan sesuatu untuk melihat akibat yang
ditimbulkan. Pada tahab ini oleh peaget anak disebut sebagai “peneliti
muda” yang melakukan eksperimen semu untuk menemukan metode baru untuk
memenuhi tantangan.
Perkembangan awal dari pemahaman atau kreativitas yang sesungguhnya. Pada tahab ini mulai masuk pada tahab pra-operasional.
Sedangkan menurut Erikson anak-anak usia 1-4 tahun mengalami tahap
perkembangan psiko-sosial. Yang penulis kelompokkan seperti pada Tabel
1.1
Tabel 1-1
Usia
Ciri khas perkembangan
1-2 tahun
Trust Vs mistrust (percaya dan ketidak percayaan )
Bayi yang mendapatkan perawatan dengan penuh kasih sayang dan cinta
dari orang sekitarnya akan mengembangkan rasa percaya dan rasa aman dan
muncul harapan dasar dalam kehidupannya. Sementara itu bayi yang kurang
perhatian dan kasih sayang akan mengembangkan perasaan tidak aman dan
kurang dapat mempercayai lingkungan.
2-4 tahun
Autonomy Vs shame, doubt (otonomi, rasa malu dan keragu-raguan)
Anak yang mendapatkan pengasuhan yang baik akan mengembangkan rasa
yakin akan kemampuannya, mampu mengendalikan dirinya, dan bangga akan
dirinya.
Dari beberapa tahap perkembangan di atas dapat disimpulkan bahwa anak
usia 1-4 tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat, seorang anak sudah mampu memfungsikan organ-organ tubuhnya, dan
mengembangkan cara berpikirnya, serta sudah mulai mampu peka terhadap
kondisi lingkungan. Oleh karena itu, orang tua harus mampu memberikan
cinta kasih, asuhan, didikan terbaik kepada anak. Karena pada tahap ini
peran orang tua sangat urgen. Jika orang tua salah mengasuh dan
melewatkan tugas-tugas perkembangan anak maka akan berakibat fatal.
Hasil penelitian yang menunjukkan sumber pangkal dari criminal dan
asusila didunia ini adalah perbuatan orang tua yang buruk. Terutama
jika seorang ibu salah asuh, salah didik, salah rawat, sehingga
memprodusir anak-anak yang kurang baik. Akibat tersebut disebabkan pada
usia ini anak berada pada masa kritis dan menentang karena anak mulai
mengenal aku (egosentris) dan sadar akan tenaga dan kemampuannya diri,
dan ingin menjadi diri sendiri dan bertingkah laku menurut kemauannya
sendiri terutama ketika anak berumur 2-4 tahun. Sehingga fase ini bias
disebut fase negative/ fase meraja/ atau periode verneinung.
Meskipun masa kritis ini berlangsung kira-kira 2-10 bulan tetapi orang
tua harus memperhatikan betul gejala-gejala emosi yang yang
ditimbulkan, karena jika tidak, akan mengundang banyak bahaya yang akan
berakibat fatal terhadap perkembangan anak, seperti:
Salah-tingkah dari orang tua yang kurang bijaksana serta tidak sabaran,
Salah bentuk dari kebiasaan-kebiasaan anak yang buruk (misalnya menjadi manja, Bengal, yang berkepanjangan dan lain-lain).
2.2 Tugas-tugas Perkembangan Anak Usia 1-4 Tahun
Robert Havighurs melalui perspektif psikososial berpendapat bahwa
periode yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk
menuntaskan tugas-tugas perkembangan yang khusus. Tugas ini berkaitan
dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman
beragama, dan hal lainnya sebagai pra-syarat untuk pemenuhan dan
kebahagiaan hidupnya. Dimana tugas ini berkaitan dengan sikap,
perilaku, atau ketrampilan yang dimiliki individu sesuai dengan usia
dan fase perkembangannya.
Usia 1- 4 tahun termasuk pada tugas –tugas perkembangan pada usia bayi
dan kanak-kanak, adapun tugas perkembangan tersebut antara lain;
Belajar berjalan, terjadi antara usia 9 sampai 15 bulan, dimana otot,
tulang kaki dan susunan syarafnya telah matang untuk berjalan
Belajar memakan makanan padat, karena alat-alat mengunyah, pencernaan telah matang untuk hhal tersebut.
Belajar berbicara
Belajar buang kecil dan air besar, hal ini dilakukan pada waktu dan
tempat yang sesuai dengan norma masyarakat. (sebelum usia 4 tahun)
Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin; melalui pengamatan anak dapat
melihat perbedaan tingkah laku, bentuk fisik dan pakaian yang berbeda
antara laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, pada tahap ini orang
tua harus mampu untuk memilihkan mainan, pakaian, maupun aspek lainnya
sesuai dengan jenis kelamin anak.
Mencapai kesetabilan jasmanian fisiologis. Kekebalan tubuh Anak berbeda
dengan orang dewasa sehingga cepat mengalami perubahan temperature
badannya. Dalam pencapaian kestabilan jasmani ini, orang tua perlu
memberikan perawatan yang intensif, baik menyangkut makanan yang
bergizi, kebersihan, maupun perlindungan badan anak.
Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan social, dan alam. Seperti nama ibu, ayah, kucing, meja dan sebagainya.
Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan
orang lain. Peran orang tua harus selalu memberikan kehangatan, dan
kenyamanan bagi anak sehingga ketika ia memperoleh pergaulan dengan
orang tua menyenangkan, maka anak akan cenderung akan bersikap ramah
dan ceria.
Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan
kata hati. Anak kecil dikuasai hedonisme naïf, dimana kenikmatan
dianggap baik, dan penderitaan dianggap buruk. Sehingga anak perlu
bimbingan, nasihat, agar konsep baik buruk teresebut tidak salah
tempat.
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 1-4 Tahun
Setelah membicarakan fase-fase perkembangan seperti diatas, perlu
dikaji tentang apakah yang mempengaruhi perkembangan membentuk pribadi
manusia, karena fakta menunjukkan perkembangan satu anak dengan anak
lain berbeda. Dimana hal ini tidak dapat dihindarkan dari adanya factor
yang mempengaruhinya.
Untuk mengetahu hal tersebut, maka kita perlu mengetahui hakekat
seorang anak, yang mana anak bukanlah miniatur orang dewasa seperti
pendapat masa lalu. Tetapi merupakan mahluk yang berbeda dengan orang
dewasa. Seorang anak yang baru lahir telah diberikan oleh Allah berupa
potensi-potensi, dimana potensi tersebut akan bisa terwujud jika
dikembangkan dengan baik. Jika tidak, maka perkembangan anakpun juga
akan mengalami hambatan bahkan kegagalan.
Adapun berbagai factor yang mempengaruhi pertumbuhan organ tubuh anak antara lain;
Factor sebelum lahir, yakni adanya gejala-gejala tertentu yang terjadi sewaktu anak masih didalam kandungan.
Seperti: adanya gejala kekurangan nutrisi, pada ibu janin, infeksi
bakteri, bahkan kondisi psikologis ibu hamil juga dapat memberikan
pengaruh terhadap janin
Factor pada waktu lahir, yakni terjadi gangguan saat anak dilahirkan.
Seperti terjadi kerusakan susunan saraf pusat, kemungkinan kelahirannya
digunakan alat bantuan sejenis tang, atau karena dinding rahim ibu
terlalu sempit. Yang mengakibatkan pendarahan pada bagian kepala.
Factor sesudah lahir, yakni peristiwa-peristiwa tertentu pasca
kelahiran, terkadang menimbulkan terhambatnya pertumbuhan anak. Adanya
trauma anak terkena benturan, kurang gizi, vitamin dan lain-lain.
Factor psikologis, adanya kejadian-kejadian tertentu yang menghambat
perkembangan fungsi psikis, terutama yang menyangkut perkembangan
intelegensi dan emosi anak yang berdampak pada proses perkembangan
anak.misalnya anak yang terlantar, kurang perawatan baik jasmani maupun
rohani, kurang kasih saying. Yang dapat menimbulkan inanitie psikis
(kehampaan psikis) anak. Semua ini dapat menimbulkan keterlambatan
fungsi jasmani anak.
Adapun factor yang mempengaruhi perkembangan anak antara lain;
Factor hereditas
Keturunan atau warisan dari sejak lahir dari kedua orang tuanya, neneknya dan seterusnya biasanya diturunkan melalui kromosom.
Factor lingkungan
Segala sesuatu yang ada pada lingkungan ia berada. Berupa manusia, tumbuhan, binatang, benda-benda dan sebagainya.
Selain kedua factor tersebut, factor kemauan anak juga sangat
berpengaruh karena jiwa anak yang dinamis memberi kekuatan pada segala
tingkah lakunya, dan mendorong fase-fase perkembangan secara
berturut-turut.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulakan bahwa:
Usia 1-4 tahun merupakan periode perkembangan yang pesat dan terjadi
perubahan banyak hal dalam diri anak baik perubahan biologis maupun
psikis, motorik, social, dan kognitif. Dengan bertambahnya kemampuan
motorik membuat anak semakin luas dengan demikian dapat menambah luas
lingkup hidupnya dan membantu anak mengembangkan diri dan memecahkan
masalah yang dihadapi. Selain itu, pengalaman masa kecil mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap perkembangan berikutnya.
Untuk mengembangkan dan potensi yang pada diri anak diperlukan
pengetahuan tentang tugas-tugas pada tiap tahap perkembangan, dimana
tugas tersebut harus dilampaui oleh anak pada tahap perkembangan untuk
menghindarkan penghambatan bahkan kegagalan perkembangan anak. Seperti
belajar berjalan, makan makanan padat, berbicara, bersosialisasi, dan
sebagainya.
Pertumbuhan anak dipengaruhi oleh beberapa factor seperti sebelum
kelahiran/masa kehamilan, sesudah lahir dan psikologis, karena
pertumbuhan berjalan secara terus menerus berhubungan dengan setiap
fase perkembangan baik sebelum dan sesudahnya. Selain itu, ada tiga
faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, diantaranya adalah factor
hereditas, lingkungan, dan kemauan dari anak. Tugas orang tua adalah
memperhatikan factor-faktor tesebut agar perkembangannya tidak
terhambat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Fatkhi Adil, 2007. Ifham Tiflaka Tanjah Fi Tarbiyatihi, [ter.
Syarif Baraja, knowing your child: Strategi mengenali anak selama masa
pertumbuhan, Solo: Samudra.
Ahmadi, Abu Munawar Sholih, 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rhineka Cipta.
F.J Monks, dkk. 2006. Ontwikkelings Psychologie, 1982 [terj. Siti
Rahayu Haditomo, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta; Gadjah Mada
University Press.
Hasan, purwakania Aliah. 2006. Psikologi Perkembangan islam (menyikap
rentang kehidupan manusia dari pra kelahiran hingga pascakematian).
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kartono, Kartini, 2007. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan. Bandung; CV. Mandar Mundur.
Mansur, 2005. Pendidian Anak Usia Dini Dalam Islam, Jogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nashari, Fuad 2003. Potensi-Potensi Manusia, Yogyakarta: Putaka Pelajar.
Papalia E Diane,. 2008. dkk. Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Yusuf, Syamsu.,2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yanti, Nur Lusi 2008. Psikologi Anak, Jakarta: PT. INDEKS.