Jangan Marahi Anak Yang Sering Bertanya
JAKARTA. Para orang tua dan guru Taman Kanak-Kanak (TK) tidak boleh
memarahi anak-anak yang sering bertanya. Sebab, hal tersebut merupakan
salah satu ciri bakat intelektual anak. Itu juga menunjukkan rasa
keingintahuan yang tinggi.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal dan Informal (PAUDNI) Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi Psikolog
pada persamuhan dengan 33 guru TK dan 31 kepala sekolah TK berprestasi
tingkat nasional, Kamis (6/9). Reni, sapaan Dirjen PAUDNI mengakui
banyak orangtua yang sering kesal karena putra-putri mereka terlalu
sering bertanya tentang segala hal.
“Jangan dimarahi, orangtua dan guru harus mau meladeni dan
mengarahkan,” ujar Reni yang merupakan Guru Besar Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia tersebut. Dirjen PAUDNI juga mengatakan, jangan
kesal terhadap anak-anak yang mau mengerjakan segala sesuatunya
sendiri. “Banyak anak-anak yang tidak mau dibantu ibunya saat pakai
baju, pakai sepatu, dan lainnya. Biarkan saja, itu menandakan
kemandirian,” imbuh Reni yang merupakan pakar psikologi perkembangan.
Kunci Anak Sukses
Pada pertemuan yang turut dihadiri Sesditjen PAUDNI Dr. Gutama, dan
pejabat dari seluruh direktorat di lingkungan Ditjen PAUDNI tersebut,
Reni memberikan kunci sukses mendidik anak menjadi persona yang unggul.
Menurutnya, sejak usia dini anak-anak harus dibekali kecerdasan
intelektual (intellectual quotient), kecerdasan emosional (emotional
quotient), kecerdasan spiritual (spiritual quotient), kreativitas
(creativity quotient), dan daya tahan menghadapi tantangan atau
kesulitan hidup (adversity quotient).
“Percuma jika memiliki anak ber IQ di atas rerata, tetapi tidak
memiliki kreativitas dan kecerdasan emosional. Semuanya ini harus
dipupuk sejak usia dini,” ucap Dirjen PAUDNI. Selain itu, sejak kecil
anak-anak harus dididik agar luwes dalam bergaul dan berani memiliki
cita-cita setinggi langit. (Yohan Rubiyantoro/HK)
Posting Komentar